Senin, 14 November 2016

REGANGAN RUANG
            Regangan ruang adalah besarnya regangan pada struktur senyawa kimia berbentuk siklik untuk menunjukkan seberapa besarnya regangan ruang dari cincin siklik tersebut. Regangan ruang yang terjadi pada suatu molekul menyebabkan molekul tersebut mencari konformasi geometri yang lebih stabil tanpa adanya tolakan sterik untuk mencapai kestabilan.
                     1.      Regangan Non-Siklik
            Dalam suatu molekul rantai terbuka, atom-atomnya memiliki peluang tak terhingga jumlah penataan/posisinya di dalam suatu ruang untuk mencapai kestabilan dengan menyamai sudut ikatan tetrahedral. Gugus-gugus fungsi yang terikat pada ikatan karbon-karbon dalam senyawa alkana dapat berotasi dengan bebas mengelilingi ikatan tersebut. Oleh karena itu atom-atom dalam suatu senyawa rantai terbuka dapat memiliki posisi yang tak terhingga banyaknya di dalam ruang relatif satu terhadap yang lain.
            Pengaturan posisi atom yang bervariasi/berbeda-beda yang diakibatkan oleh rotasi ini disebut konformasi. Konformasi adalah bentuk molekul dan bagaimana bentuk ini dapat berubah. Dalam senyawa rantai terbuka, gugus-gugus yang terikat oleh ikatan sigma dapat berotasi mengelilingi ikatan itu. Oleh karena itu atom-atom dalam suatu molekul rantai terbuka dapat memiliki tak terhingga banyak posisi di dalam ruang relatif satu terhadap yang lain. Memang etana merupakan sebuah molekul kecil, tetapi etana dapat memiliki penataan dalam ruang secara berlain-lain. [1]
Contoh konformasi senyawa non-siklik yakni:[2]



                  2.   Regangan Siklik
            Dimana contoh mengenai regangan ruang dapat dilihat pada tabel berikut :

            Kestabilan (ketidakreaktifan) sikloalkana pada mulanya dijelaskan dengan “teori regangan Baeyer” (Baeyer’s strain theory). Menurut teori ini, senyawa siklik seperti halnya sikloalkana membentuk cincin datar. Bila sudut-sudut ikatan dalam senyawa siklik menyimpang dari sudut ikatan tetrahedral (109,5o) maka molekulnya mengalami regangan. Makin besar penyimpangannya terhadap sudut ikatan tetrahedral, molekulnya makin regang, dan berakibat molekul tersebut makin reaktif.
            Dalam usaha mengurangi regangan agar diperoleh kestabilan, molekul sikloalkana mengalami konformasi. Pada siklopentana konformasinya mengakibatkan keempat atom karbonnya berada dalam satu bidang dan atom karbon kelima membentuk ikatan bengkok. Pada sikloheksana konformasinya mengakibatkan semua ikatan C-C-C mempunyai sudut 109,5o.
            Salah satu dari konformasi pada sikloheksana dinamakan konformasi kursi, yang ditandai oleh adanya dua macam orientasi ikatan C-H, yaitu enam buah ikatan C-H aksial dan enam buah ikatan C-H ekuatorial. Dikenal pula adanya konformasi perahu pada sikloheksana, yang kestabilannya lebih rendah daripada konformasi kursi. Jika satu atom H pada sikloheksana diganti oleh gugus –CH3 atau gugus lain, maka gugus –CH3/ gugus lain tersebut dapat berposisi aksial/ ekuatorial. Dalam hal ini konformasi yang lebih stabil adalah konformasi dengan gugus –CH3 berposisi ekuatorial.[3]
           
            Jika ditinjau dari segi regangan cincinnya, yang dihitung berdasarkan harga kalor pembakaran, terbukti bahwa harga regangan total cincin yang terbesar adalah pada siklopropana, disusul dengan siklobutana, dan siklopentana. Pada sikloheksana harganya = 0, yang sama dengan harga senyawa rantai terbuka. Besarnya harga regangan pada siklopropana tersebut disebabkan oleh adanya regangan sudut dan regangan sterik. Makin besar penyimpangannya dari sudut tetrahedral, makin besar pula regangan sudutnya.
            Bila sikloalkana mengikat substituen pada dua atau lebih atom karbon, maka terjadi isomer cis-trans. Salah satu contohnya adalah pada 1,2-dimetilsiklopentana. Dalam penggambaran strukturnya, cincin siklopentana digambarkan sebagai segilima datar, dengan ketentuan bila kedua substituennya terletak pada sisi yang sama dari bidang cincin dinamakan isomer cis, sedangkan bila berseberangan dengan bidang cincin dinamakan isomer trans.
            Pada sikloheksana juga dijumpai isomer-isomer cis-tans, yang bila digambarkan dengan konformasi kursi, yang masing-masing substituen dapat berposisi aksial atau ekuatorial. Sifat-sifat fisika dan kimia sikloalkana hampir sama dengan alkana, yaitu nonpolar, titik didih dan titik leburnya sebanding dengan berat molekulnya, dan inert (lambat bereaksi dengan senyawa lain). Reaksi sikloalkana dengan oksigen dapat menghasilkan CO2 dan H2O, sedangkan dengan halogen terhadi reaksi substitusi atom H oleh atom halogen. Khusus untuk siklopropana dan siklobutana, dengan kondisi reaksi khusus, dapat mengalami pemutusan cincin.
            Untuk membuat sikloalkana, dapat digunakan bahan dasar senyawa alifatik, atau senyawa aromatik. Sebagai contoh, siklopropana dibuat dengan reaksi Freud, yaitu dengan mereaksikan 1,3-dibromopropana dengan logam seng. Untuk membuat sikloheksana dapat ditempuh dengan cara hidrogenasi benzena dengan katalis Ni, pada suhu dan tekanan tinggi.[4]
            Adolf Von Baeyer mengemukakan bahwa senyawa-senyawa siklik membentuk cincin-cincin datar. Menurut Baeyer semua senyawa siklik (kecuali siklopetana) mengalami ragangan karena terjadinya penyimpangan dari sudut ikatan tetrahedal. Makin besar penyimpangan dari sudut iaktan tetrahedalmakin besar ragangannya, yang berakibat makin reaktif pula. Akibatnya sikli propana yang mempunyai sudut ikatan 60 dan siklo butana 90 lebih reaktif dari pada propana dan butana.
            Menurut baeyer siklo prapana adalah sistem yang paling stabil karena sudut ikatannya 108, yang hampir sama dengan sudut tetrahedal dan kemudian reaktifitasnya maningkat lagi mulai siklo hetsana. Namun teori Baeyer tidak seluruhnya benar, karena kenyataan bahwa siklo heksana dan cincin yang lebih besar tidak lebih reaktif dari siklo petana. Siklo heksana ternyata bukan merupakan cincin datar dengan sudut ikatan 120 melinkan suatu cincin yang agak terlipat dengan sudut ikatan 109, yang berarti hampir sama dengan sudut tetrahedal. [5]            
         Setiap atom karbon dalam senyawa alkana dan sikloalkana membentuk empat ikatan tunggalatau memiliki hibridisasi sp3. Adanya ikatan tunggal ini menyebabkan atom-atom dalam molekul sikloalkana bisa mengalami perubahan orientasi karena ikatan tunggal dapat berotasi. Perubahan orientasi ini disebut konformasi. setiap konformasi memiliki tingkat energi yang berbeda-beda. semakin rendah tingkat energinya, maka kestabilannya semakin tinggi. begitu pula jika tingkat energinya tinggi, maka ia semakin tidak stabil.
            Dua bentuk konformasi utama untuk sikloheksana dikenal sebagai bentuk kursi dan perahu. Bentuk kursi itu lebih stabil daripada bentuk perahu karena bentuk perahu memiliki bayangan ikatan C-C dan C-H. Hal ini dapat dilihat lebih baik dalam proyeksi Newman yang telah diambil seperti yang kita cari sepanjang dua ikatan di saat yang sama -yakni ikatan 2-3 dan 6-5. Dalam konformasi kursi, tidak ada C-C yang “bayangan” ikatan. Namun, dalam konformasi perahu, ikatan 1-2 ini bayangan dengan ikatan 3-4, 1-6 dan ikatan yang bayangan dengan ikatan 5-4. Ini berarti bahwa konformasi perahu kurang stabil daripada konformasi kursi dan sebagian besar molekul sikloheksana ada dalam konformasi kursi. Namun, hambatan energi kecil cukup untuk molekul sikloheksana melewati konformasi perahu dalam proses yang disebut 'membalik cincin'.
            Kemampuan molekul untuk sikloheksana cincin-lain adalah penting ketika substituen yang ada. Setiap atom karbon di struktur kursi memiliki dua ikatan C-H, tetapi ini tidak identik. Salah satu ikatannya disebut sejajar karena kira-kira pada bidang cincin. Ikatan C-H yang lain vertikal terhadap bidang cincin dan disebut ikatan aksial.

Sudut C-C-C : 109,5°(tetrahedral)
Semua atom H pada posisi staggered
Axial : tegak lurus bidang rata-rata cincin
Equatorial : sejajar bidang rata-rata cincin

Sudut C-C-C: 109,5°(tetrahedral)
Tidak semua atom H pada posisi staggered
Kurang stabil dibanding bentuk kursi[6]


DAFTAR PUSTAKA
[4]Parlan. 2003. Kimia Organik I. Yogyakarta: Universitas Negeri Malang.

14 komentar:

  1. Terima kasih atas pemaparan yang baik sekali, yang masih saya kurang mengerti adalah, pada molekul siklik, apakah yang menyebabkan perbedaan regangan cincin tiap molekul? terima kasih

    BalasHapus
  2. Terimakasih. Baiklah menurut saya yang menyebabkan perbedaan regangan tiap molekul siklik yakni setiap senyawa siklik memiliki sudut ikatan yang berbeda-beda. Bila sudut-sudut ikatan dalam senyawa siklik menyimpang dari sudut ikatan tetrahedral (109,5 o) maka molekulnya mengalami regangan. Makin besar penyimpangannya terhadap sudut ikatan tetrahedral, molekulnya makin regang, dan berakibat molekul tersebut makin reaktif.

    BalasHapus
  3. saya ingin bertanya jika kestabilan suatu ikatan antara C-C, C=C, dan C≡C, ikatan mana yang paling stabil?
    dan terimakasih untuk materi yang telah dijelaskan diatas, sungguh bermanfaat.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih. Baiklah, Menurut saya kestabilan suatu ikatan antara C-C, C=C, dan C≡C maka yang paling stabil yakni ikatan C-C, kemudian di ikuti oleh C=C, dan terakhir yakni C≡C. hal karena semakin banyak ikatan yang terjadi maka semakin sulit suatu molekul tersebut dapat meregang seperti yang telah diketahui bahwa setiap molekul senyawa mengalami vibrasi yang juga bertujuan untuk mendapatkan posisi paling stabil dari molekul tersebut, namun dengan semakin banyaknya ikatan rangkap yang terbentuk maka semakin sulit suatu molekul tersebut untuk melakukan regangan. jadi urutan kestabilannya yakni alkana>alkena>alkuna.
      Terimakasih

      Hapus
  4. Terimakasih banyak atas materi nya, hanya sebagai saran, lebih baik jika membahas pula mengenai regangan senyawa asiklikp

    BalasHapus
    Balasan
    1. maaf saudara aji, sudah saya paparkan diatas mengenai regangan senyawa asiklik itu sama saja dengan regangan senyawa non-siklik ya..

      Hapus
  5. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  6. Trimakasih untuk penjelasannya sudah baik, yang masih belum saya pahami bagaimana dengan kestabilan konformasi pada setiap konformasi molekul organik seperti yang telah dijelaskan diatas?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih. Baiklah, menurut saya mengenai konformasi molekul organik contohnya alkana yakni Semua alkana yang memiliki 4 atau lebih atom karbon akan memiliki isomeri bangun. Ini berarti bahwa ada dua atau lebih rumus bangun yang bisa dibuat untuk masing-masing rumus molekul.
      Contohnya, bentuk konformasi paling stabil dari struktur sikloheksana, yaitu konformasi kursi yang dipengaruhi oleh sudut CCC yang terbentuk pada konformasi tersebut. Sudut tersebut adalah 109.5o atau yg mendekati sudut tetrahedral. Energi yang dibutuhkan pada konformasi juga tak begitu besar.
      Jadi, untuk mengetahui konformasi yang paling stabil dari molekul organik dapat juga di tentukan menggunakan kimia komputasi, dimana sudut yg terbentuk mendekati sudut tetrahedral dan energi yang di butuhkan untuk konformasi tidak terlalu besar.
      Terimakasih

      Hapus
  7. Terimakasih, sangat bermanfaat

    BalasHapus
  8. Terimakasih, sangat bermanfaat

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih atas kunjungannya ke blog saya..

      Hapus
  9. Terimakasih, materinya sangat bermanfaat. Saya mau tanya, apakah gugus fungsi dapat mempengaruhi suatu regangan?

    BalasHapus
  10. Terimakasih materinya, bagaimana hubungan isomerisasi dengan bentuk konformasi pada senyawa asiklik ya? Trmksh

    BalasHapus